Tidak selamanya hidup itu selalu diatas.
Tidak selamanya cinta itu manis.
Tidak selamanya mimpi itu indah.
Tidak selamanya kita tertawa karena sebuah lelucon.
Tidak selamanya apa yang kita harapkan menjadi kenyataan.
Itulah hidup. Kadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapakan. Ini hanya sebuah kisah. Kisah orang-orang yang ku kenal yang mungkin juga menimpaku. Orang-orang sekitar memberiku inspirasi. Inspirasi. Tidak bisa ku uraikan apa itu inspirasi.
Kata apa yang bisa jadi pembuka bagian ini. Entah. Aku tak tahu. Aku ikuti hatiku. Hatiku yang berbicara. Tanganku hanya mengetiknya dan mataku hanya melihatnya apa ada kesalahan atau tidak. Mungkin ini agak ngelantur. Aku pun tidak tahu apa yang mau ku bagi didalam tulisan ini. Cinta? Cerita lama. Hidup?
Setiap memulai paragraf baru aku tak tahu mau menulis apa. Yang ada dihatiku, aku ingin menulis tentang cinta dan hidup. Tapi tak bisa ku uraikan. Karena cinta dan hidup itu dirasakan bukan dilihat. Banyak kisahnya, tapi tak bisa kuceritakan satu per satu. Sekarang aku bingung, mau kulanjutkan dengan kata apa tulisan ini. Mungkin kalian yang membaca pusing dengan apa yang ku tulis. Tapi ku ikuti isi hatiku, lalu ku tulis dan ini adalah isi hatiku.
Cinta. Cinta secara diam-diam. Seperti yang di ceritakan Raditya Dika di bukunya yang kelima ,Marmut Merah Jambu pada bab yang pertama. Diceritakan tentang orang yang jatuh cinta diam-diam. Tidak bisa ku tulis apa-apa. Karena yang kalian baca pada bab itu, itulah kisahku. Diam-diam cinta ini. Kulihat dia, yang ku suka, ku berpikir, apa bisa aku bersama dengannya. Hush! Cuman mimpi. Aku tidak terlalu niat untuk membicarakan tentang mimpi. Apa selanjutnya? Aku tak tahu. Sebelum menulis ini, banyak yang kata-kata yang kupikirkan yang ingin ku tulis. Tapi entah mengapa semua itu tiba-tiba hilang.
Sekarang apa? Mungkin kalian yang membaca agak pusing karena ceritanya hanya sekitar ini-ini saja. Hanya berputar-putar. Semakin ke bawah semakin ngelantur. Sejujurnya aku agak malu untuk mempublikasikan tulisan ini. Apa harus ku tunggu tahun depan untuk mempublikasikannya? Entah. Aku bingung. Bingung dengan apa yang aku pikirkan. Bingung dengan apa yang aku tulis.
Tentang hidup. Aku benci kematian. Kematian berarti memisahkan dan terpisahkan. Tidak bisa berbicara banyak tentang ini dan memang aku tak mau. Apa lagi? Hati sudah tidak tahu mau bicara apa. Apa yang akan ku tulis selanjutnya? Bagaimana akhirnya? Ini bukan surat cinta yang akhirnya ditulis dengan nama pengirimnya. Bukan surat resmi yang ditutup dengan tanda tangan. Ini adalah sebuah... Aku pun tak tahu ini sebuah pengakuan atau bukan. Kisah hidup atau bukan.
Tapi yang kutahu, cinta itu menghasilkan hidup. Kemudian hidup membutuhkan cinta. Mereka tidak dapat terpisahkan, selalu benar dan tidak pernah salah. Kenapa tidak pernah salah? Karena cinta itu selalu nyata dan benar sehingga bisa menghasilkan hidup. Yang salah hanyalah bagaimana cara kita mencintai dan berusaha dicintai. Seperti sekarang aku yang sedang mencintai dirimu secara diam-diam, itu adalah kenyataan yang salah. Lalu, yang benar bagaimana? Ya, menurut kaleidoskopku, aku harus mencintaimu secara terus-terang, dan aku pun juga harus dicintai oleh dirimu. Menurutku itu benar dan sedikit egois. Ya, seperti kata pepatah lama 'Cinta itu harus diperjuangkan'.
Untuk kamu yang di luar sana, dan untuk siapapun yang membaca hal ini. Satu hal yang harus kamu dan kalian ketahui, cinta itu selalu benar dan tidak akan pernah salah. Yang salah hanyalah bagaimana cara kita mengenal cinta itu.
Ingat hidup itu tumbuh dari cinta.
Jika cinta layak diperjuangkan (seperti aku yang sedang berjuang dengan jatuh cinta diam-diam ini) mengapa tidak dengan hidup?
Tidak selamanya cinta itu manis.
Tidak selamanya mimpi itu indah.
Tidak selamanya kita tertawa karena sebuah lelucon.
Tidak selamanya apa yang kita harapkan menjadi kenyataan.
Itulah hidup. Kadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapakan. Ini hanya sebuah kisah. Kisah orang-orang yang ku kenal yang mungkin juga menimpaku. Orang-orang sekitar memberiku inspirasi. Inspirasi. Tidak bisa ku uraikan apa itu inspirasi.
Kata apa yang bisa jadi pembuka bagian ini. Entah. Aku tak tahu. Aku ikuti hatiku. Hatiku yang berbicara. Tanganku hanya mengetiknya dan mataku hanya melihatnya apa ada kesalahan atau tidak. Mungkin ini agak ngelantur. Aku pun tidak tahu apa yang mau ku bagi didalam tulisan ini. Cinta? Cerita lama. Hidup?
Setiap memulai paragraf baru aku tak tahu mau menulis apa. Yang ada dihatiku, aku ingin menulis tentang cinta dan hidup. Tapi tak bisa ku uraikan. Karena cinta dan hidup itu dirasakan bukan dilihat. Banyak kisahnya, tapi tak bisa kuceritakan satu per satu. Sekarang aku bingung, mau kulanjutkan dengan kata apa tulisan ini. Mungkin kalian yang membaca pusing dengan apa yang ku tulis. Tapi ku ikuti isi hatiku, lalu ku tulis dan ini adalah isi hatiku.
Cinta. Cinta secara diam-diam. Seperti yang di ceritakan Raditya Dika di bukunya yang kelima ,Marmut Merah Jambu pada bab yang pertama. Diceritakan tentang orang yang jatuh cinta diam-diam. Tidak bisa ku tulis apa-apa. Karena yang kalian baca pada bab itu, itulah kisahku. Diam-diam cinta ini. Kulihat dia, yang ku suka, ku berpikir, apa bisa aku bersama dengannya. Hush! Cuman mimpi. Aku tidak terlalu niat untuk membicarakan tentang mimpi. Apa selanjutnya? Aku tak tahu. Sebelum menulis ini, banyak yang kata-kata yang kupikirkan yang ingin ku tulis. Tapi entah mengapa semua itu tiba-tiba hilang.
Sekarang apa? Mungkin kalian yang membaca agak pusing karena ceritanya hanya sekitar ini-ini saja. Hanya berputar-putar. Semakin ke bawah semakin ngelantur. Sejujurnya aku agak malu untuk mempublikasikan tulisan ini. Apa harus ku tunggu tahun depan untuk mempublikasikannya? Entah. Aku bingung. Bingung dengan apa yang aku pikirkan. Bingung dengan apa yang aku tulis.
Tentang hidup. Aku benci kematian. Kematian berarti memisahkan dan terpisahkan. Tidak bisa berbicara banyak tentang ini dan memang aku tak mau. Apa lagi? Hati sudah tidak tahu mau bicara apa. Apa yang akan ku tulis selanjutnya? Bagaimana akhirnya? Ini bukan surat cinta yang akhirnya ditulis dengan nama pengirimnya. Bukan surat resmi yang ditutup dengan tanda tangan. Ini adalah sebuah... Aku pun tak tahu ini sebuah pengakuan atau bukan. Kisah hidup atau bukan.
Tapi yang kutahu, cinta itu menghasilkan hidup. Kemudian hidup membutuhkan cinta. Mereka tidak dapat terpisahkan, selalu benar dan tidak pernah salah. Kenapa tidak pernah salah? Karena cinta itu selalu nyata dan benar sehingga bisa menghasilkan hidup. Yang salah hanyalah bagaimana cara kita mencintai dan berusaha dicintai. Seperti sekarang aku yang sedang mencintai dirimu secara diam-diam, itu adalah kenyataan yang salah. Lalu, yang benar bagaimana? Ya, menurut kaleidoskopku, aku harus mencintaimu secara terus-terang, dan aku pun juga harus dicintai oleh dirimu. Menurutku itu benar dan sedikit egois. Ya, seperti kata pepatah lama 'Cinta itu harus diperjuangkan'.
Untuk kamu yang di luar sana, dan untuk siapapun yang membaca hal ini. Satu hal yang harus kamu dan kalian ketahui, cinta itu selalu benar dan tidak akan pernah salah. Yang salah hanyalah bagaimana cara kita mengenal cinta itu.
Ingat hidup itu tumbuh dari cinta.
Jika cinta layak diperjuangkan (seperti aku yang sedang berjuang dengan jatuh cinta diam-diam ini) mengapa tidak dengan hidup?
Created by Olivia
Edit by Vera
Edit by Vera