Saturday, May 10, 2014

Bahagia

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana menghirup udara pagi yang segar.
Sesederhana melihat cahaya matahari yang menembus pepohonan.
Sesederhana mendengar suara kicauan burung yang saling bersaut-sautan.
Sesederhana merasakan lembutnya belaian angin.
Sesederhana menyentuh bunga mawar yang mekar.
Sesederhana berpijak diatas rumput hijau.

Bahagia itu mudah.
Semudah kamu menyapa pak pos yang melewati rumahmu.
Semudah kamu memberi makanan kepada seorang pemulung tua yang sedang duduk termenung di bawah jembatan.
Semudah kamu bermain di taman dengan anak-anak.
Semudah kamu merasakan kue favoritmu.
Semudah kamu menghantam kasurmu yang empuk.
Semudah kamu mencium wangi khas guling kesayanganmu.

Bahagia itu rasa syukur.
Bersyukur kamu masih bisa bernafas sampai sekarang.
Bersyukur kamu mempunyai keluarga yang selalu mendukungmu dari belakang.
Bersyukur kamu masih mempunyai teman-teman yang selalu ada untukmu.
Bersyukur kamu masih bisa melihat, mendengar, berbicara, merasakan sesuatu, dan berjalan.
Bersyukur kamu masih bisa mengingat akan semua kenangan yang telah terlewati.
Bersyukur kamu mempunyai dia yang selalu ada disampingmu.

...

Bahagia itu bukan sesuatu yang bersifat materi. Bahagia bukanlah sesuatu yang mahal. Lihatlah anak kecil yang sedang bermain di taman. Mereka adalah wujud dari kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang tidak memandang derajat, mereka tidak melihat darimana kalangan teman bermain mereka. Mereka adalah pribadi yang akan bangkit saat jatuh. Apa yang kamu lihat saat mereka berusaha bangkit dari tempat mereka terjatuh? Ya, senyum tanda keberhasilan dan kebahagiaan. Mungkin bagi mereka itu adalah pencapaian terbesar yang orang tua mereka harus tau.

...

Bagiku, bahagia itu adalah mengetahui bahwa walaupun kita tidak bisa melihat satu sama lain tapi kita yakin bahwa suatu saat nanti kita bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama.