Wednesday, September 18, 2013

Ikatan Angin

Ikatan antara angin yang berhembus dari timur ke barat dan angin yang berhembus dari utara ke selatan. Saling bertemu di titik pusat dan saling melilitkan diri satu sama lain. Tapi angin tetaplah angin. Angin bukan benda padat. Angin hanyalah benda gas yang memiliki ikatan yang lemah. Didorong oleh detik-detik yang enggan berhenti berjalan, ikatan itu hilang. Angin timur menari dengan indah hingga sampai di barat dan begitupun angin utara yang berlari dengan cepat ke selatan. Mereka tidak lagi berikatan. Ya, mereka melanjutkan perjalanan sendirian. Aku ulangi, sendirian.

Tatapan mata yang kosong. Aku hanya melihat lurus kedepan tanpa menghiraukan sekelilingku. Mungkin jika kamu melihat mataku lebih dekat, pupilku tidak akan membesar atuapun mengecil. Pupil itu akan tetap pada ukurannya karena ia mati. Ia tidak mengecil karena terang dan tidak membesar karena gelap. Tetapi jika kamu melihat lebih teliti, ada sebuah lubang kecil berwarna putih yang menyerupai pipa. Apa gunanya? Gunanya untuk mengeluarkan air mata.

Suara-suara indah masuk dari telinga kananku dan dengan mudah keluar dari telinga kiriku. Tidak ada yang menangkap harmoni indah itu. Pusat kepala ini sudah enggan untuk menyiksa dirinya sendiri. Ia hanya bisa diam dan menjadi seperti batu berwarna merah muda dengan ulir-ulirnya. Batu merah muda ini hanya mengeluarkan sebuah cairan putih bening, yaitu air mata.

Air mata. Mutiara-mutiara indah yang masih berbentuk cair yang mengalir melalui pipiku yang berliku seperti bukit dan akhirnya terjatuh kebawah. Lintasan bekas mutiara itu perlahan mengkristal dan meninggalkan bekas di wajahku. Tetapi, calon mutiara-mutiara indah itu sudah hancur menghantam kerasnya bebatuan.

Kini apa yang bisa aku lakukan? Aku hanya bisa duduk terdiam dengan pandangan kosong. Pikiran-pikiran lalu-lalang melintasi kepalaku tanpa ada satu pun yang dapat ditangkap. Mungkin aku akan menunggu angin timur kembali lagi ke timur dan angin utara kembali lagi ke utara. Mereka akan melewati aku sebagai pusatnya. Mereka akan masuk melalui lubang-lubang ditubuhku, mengikat didalamnya, dan membawa tubuh ini pergi. Tubuh ini akan pergi dengan lembut, tidak akan ada suara yang terdengar. Dan mungkin saat kamu membaca kalimat terakhir ini, kamu akan merasakan hembusan angin yang melewatimu dan itu adalah... aku.