Saturday, April 13, 2013

Tidak Sampai Lima Persen

Penempatan dalam sebuah ruangan itu sangat penting. Dari sudut pandang mana kita melihat, apakah itu perpaduan yang pas dengan lingkungannya atau tidak. Jika sebuah ruangan mengandung komposisi yang pas, tentu saja orang yang mengunjunginya enggan untuk berpindah. Tapi sering kali hal itu hilang dalam kehidupan ini.

Sering aku menemukan orang-orang yang menurutku tidak cocok berada di lingkungan itu. Mungkin bukan hanya aku saja, tapi kalian. Tidak jarang kita melihat seseorang yang menurut kita memiliki potensi di bidang yang lebih baik dari bidang yang dia geluti sekarang. Tapi mengapa orang itu malah berada di lingkungannya sekarang? Sebenarnya apa yang salah? Apakah memang sudah takdirnya dia berada disana? Apakah kita menyalahkan takdir?

Takdir tidak bisa diubah. Diibaratkan seperti laut yang memang asalnya memiliki rasa asin. Kita tidak bisa merubah walaupun kita menambahkan gula yang banyak. Gula itu hanyalah hiasan kecil dari takdir kita. Dan laut diibaratkan sebagai hidup. Hidupku. Hidup yang kita tidak tahu dimana, kapan, dan bagaimana akan berakhir. Hidup yang memiliki alur tersendiri. Hidup yang memiliki "kapal-kapal" yang memiliki tujuan. Hidup yang hanya bisa diam walaupun diterjang masalah. Hidup yang diam-diam menghanyutkan. Jadi, hidupku ini takdir? Memiliki alur cerita tersendiri yang aku tidak tahu kapan dan dimana akan berakhir. Tujuan hidup yang hanya tersirat di benang pikiran. Hidup tidak berontak saat ada masalah, itu jiwa. Hidup hanya diam, tapi dia tahu apa yang akan terjadi. Jiwa mengambil peran hidup untuk mendramatisir yang terjadi di dunia ini. Lalu, apakah ini ada hubungannya dengan kamu? Mungkin tidak. Tapi "iya" kata pikiranku.

Seharusnya kamu ada disini. Seharusnya kamu normal seperti anak lain. Seharusnya kamu berpikir seperti anak seusiamu. Seharusnya kamu memiliki hati seperti anak lain. Seharusnya aku tidak menulis ini. Sesungguhnya ini hatiku yang menulisnya.

Tunggu... Tulisan ini semakin ke bawah semakin tidak jelas alurnya, tapi akan memiliki akhir. Sudah kubilang sebelumnya, takdir itu seperti laut dan laut itu seperti hidup. Memiliki alur cerita sendiri dan tidak tahu dimana, kapan, dan bagaimana harus berakhir. Mungkinkah ini takdirku untuk menulis ini? Tulisan dengan secuil kisah hidup.