Wednesday, March 23, 2011

Perpisahan Itu...




"Gue mau deh nanti kalo perpisahan kita tuh ada di sebuah padang rumput gitu. Di padang rumputnya tuh ilalangnya tinggi-tinggi gitu, terus kita buat pestanya pas sore-sore jadi cahaya mataharinya orange-orange gimana gitu. Terus gue nanti mau pake baju yang kaya waktu gue beli pas kita lagi jalan, inget ga lo? Dress yang warna hitam terus ada pita pink mudanya itu loh. Terus nanti gue mau pake stocking juga warna pink muda terus pake wedges hitam tapi ga tinggi-tinggi amat. Terus nanti gue pake bando warna pink. Wih seru tuh. Gue pasti cantik hahaha. Terus nanti kita ngelepasin balon bareng-bareng. Balonnya yang super duper triple banyaaaaaaaak. Gue mau balonnya warna-warni. Terus kita ngelepasinnya sebelum gelap, pasti seru tuh. Terus nanti kita foto-foto pake polaroid. Terus gue pengen deh dapet teddy bear yang gedeeeeeeeeeee banget dari Randy hahaha mimpi banget ya gue kaya dia mau beliin gue aja. Dia kan pelit gimanaaa gitu huh, hahaha. Pokoknya gue mau kalo acara perpisahan itu kaya gitu! Hahaha :D"



Aku tak sanggup menahan air mataku. Itu adalah chat aku dan dia kemarin malam. Aku masih menyimpannya, belum aku hapus. Kemarin malam setelah selesai chat ingin segera aku hapus tapi entah mengapa hatiku berkata "Jangan hapus Ren" Aku pun menuruti kata hatiku karena sepengalamanku kata hati itu selalu membisikan yang terbaik. Akhirnya aku tidak menghapusnya sampai sekarang. Dan ternyata...... ini maksudnya. Rana, sahabatku, sahabat sejatiku, sahabat saat aku sedih, aku kesal, aku senang. Kita selalu tertawa bersama. Tidak aku sangka itu adalah chat terakhir aku dengannya dan dia pergi secepat ini. Perpisahan itu. Aku kita perpisahan yang memang akan kita jalankan bersama, perpisahan karena kelulusan. Tapi ternyata, perpisahan untuk selamanya. Dan aku hanya bisa terdiam. Tidak bisa aku menahan air mata ini. Ingin aku tahan tapi air mata ini lebih kuat dari tsunami.

Aku sedang menyiapkan pakaian Rana, dress warna hitam dengan pita pink muda, lalu bando pink muda, stocking pink muda, dan wegdes hitam yang ga tinggi-tinggi amat itu. Sebentar lagi aku akan memakaikan pakaian itu pada Rana. Dia pasti cantik.

"Aku baru saja membeli boneka teddy bear yang gede banget itu Na bareng Randy. Sekarang boneka itu udah ada di samping kamu. Kamu harus tau Na, Randy selama ini pelit itu karena dia lagi nabung buat kasih kalung berlian bentuk hati berwarna pink buat kamu Na saat kamu ulang tahun yang ke-17 minggu depan. Sekarang kalung itu sudah dia beli dan sudah kamu pakai Na. Kamu cantik banget. Dan kamu tersenyum. Aku juga lagi menyiapkan pesta perpisahan yang kamu inginkan. Balon-balon warna-warni yang banyak, kamera polaroid, dan sekarang sudah sore. Sebentar lagi kita mau mulai pestanya loh. Kamu pasti senang. Anak-anak juga udah pada dateng nih mau mulai pesta perpisahan. Ohiya Na, Randy dari tadi duduk di sampingmu Na. Dia... dia...," bisikanku pada Rana terhenti. Aku tak kuasa menahan air mata ini. Randy dari tadi duduk di samping Rana, berharap Rana akan bangun kembali. Aku tahu apa yang dirasakan Randy, sama seperti yang aku rasakan. Aku dan Randy sangat kehilangan seseorang yang sangat berarti. Seseorang yang selalu tersenyum walaupun dia sedang ada masalah. Dia selalu bisa menyembunyikan masalah itu dari kita sehingga kita tak tahu. Selamat jalan Rana. Aku dan Randy tahu, kamu akan selalu tersenyum di sana sama seperti boneka teddy bear di sampingmu yang selalu tersenyum.