Pertanyaan yang belum bisa aku jawab sampai sekarang.
...
Siang itu, pelajaran Agama dimulai. Seperti biasa, kepalaku menempel diatas meja. Mataku sayu-sayu. Maklum, ini pelajaran terakhir. Dan guru itupun datang dengan hanya membawa alkitab, KJ, dan buku cetak. Dia adalah salah satu guru favoritku. Goresan tinta spidol di papan tulis secara spontan tapi dapat membuat suatu karya yang menurutku tidak jelek. Dengan gayanya yang perlente dia memulai pelajaran.
Aku lupa pelajaran apa yang dia ajarkan karena kejadian ini sudah lumayan lama. Seperti biasa dia menggoreskan tinta spidol di papan tulis. Aku hanya tersenyum senang melihat karyanya di papan tulis. Sesekali aku berbicara mengenai gambarnya dengan teman sebangkuku. Sampai akhirnya dia mulai membahas materi.
Pembahasan materi dimulai dengan pertanyaan "Masa lalu itu apa?" Dengan mudah teman-temanku menjawab dan kelas menjadi sedikit ribut. Aku hanya terseyum mendengar jawaban teman-temanku. Menurutku masa lalu itu adalah kejadian-kejadian yang sudah dialami. Dan pertanyaan selanjutnya "Sekarang itu apa?" Semua diam. Tidak ada yang menjawab. Aku pun terdiam. Aku berpikir. Sekarang itu apa? Mungkin banyak yang memiliki pendapat bahwa sekarang itu adalah apa yang sedang kita lakukan. Atau sekarang itu adalah apa yang akan kita lakukan. Tapi itu mendekati pengertian masa depan/masa yang akan datang. Aku berpikir keras. Badanku tiba-tiba panas. Aku terdiam. Aku berpikir, sekarang itu sekarang. Tapi apa pengertian sekarang? Aku seperti mencoba menaruh sebuah penghapus diujung paku. Tidak pas. Tidak ada pengertiannya. Sampai aku menulis kalimat-kalimat ini pertanyaan itu masih terngiang di otakku. Pertanyaan yang tidak bisa ku jawab? Jika menurut kalian sekarang itu dimana kalian membaca tulisan ini, menurutku itu salah. Karena saat kalian membaca pertanyaan dibawah, tulisanku yang kalian baca sudah menjadi masa lalu.
Jadi, sekarang itu apa?
...
Siang itu, pelajaran Agama dimulai. Seperti biasa, kepalaku menempel diatas meja. Mataku sayu-sayu. Maklum, ini pelajaran terakhir. Dan guru itupun datang dengan hanya membawa alkitab, KJ, dan buku cetak. Dia adalah salah satu guru favoritku. Goresan tinta spidol di papan tulis secara spontan tapi dapat membuat suatu karya yang menurutku tidak jelek. Dengan gayanya yang perlente dia memulai pelajaran.
Aku lupa pelajaran apa yang dia ajarkan karena kejadian ini sudah lumayan lama. Seperti biasa dia menggoreskan tinta spidol di papan tulis. Aku hanya tersenyum senang melihat karyanya di papan tulis. Sesekali aku berbicara mengenai gambarnya dengan teman sebangkuku. Sampai akhirnya dia mulai membahas materi.
Pembahasan materi dimulai dengan pertanyaan "Masa lalu itu apa?" Dengan mudah teman-temanku menjawab dan kelas menjadi sedikit ribut. Aku hanya terseyum mendengar jawaban teman-temanku. Menurutku masa lalu itu adalah kejadian-kejadian yang sudah dialami. Dan pertanyaan selanjutnya "Sekarang itu apa?" Semua diam. Tidak ada yang menjawab. Aku pun terdiam. Aku berpikir. Sekarang itu apa? Mungkin banyak yang memiliki pendapat bahwa sekarang itu adalah apa yang sedang kita lakukan. Atau sekarang itu adalah apa yang akan kita lakukan. Tapi itu mendekati pengertian masa depan/masa yang akan datang. Aku berpikir keras. Badanku tiba-tiba panas. Aku terdiam. Aku berpikir, sekarang itu sekarang. Tapi apa pengertian sekarang? Aku seperti mencoba menaruh sebuah penghapus diujung paku. Tidak pas. Tidak ada pengertiannya. Sampai aku menulis kalimat-kalimat ini pertanyaan itu masih terngiang di otakku. Pertanyaan yang tidak bisa ku jawab? Jika menurut kalian sekarang itu dimana kalian membaca tulisan ini, menurutku itu salah. Karena saat kalian membaca pertanyaan dibawah, tulisanku yang kalian baca sudah menjadi masa lalu.
Jadi, sekarang itu apa?
